Senin, 19 November 2012

Perempuan, Ayo katakan TIDAK untuk KDRT.

Selamat Selasa pagi. Semoga kalian semua bahagia. Assalamualaikum. :)

Sudah beberapa hari ini saya heboh sendiri. Banyak sekali masalah yang harus saya selesaikan di dunia nyata. Saya sampai gak sempat menulis, membuka account jejaring sosial atau sekedar surfing-surfing di dunia maya. Rasanya saya jadi ketinggalan banyak info.

Ada banyak hal di dunia ini yang kita gak pernah bisa menolak untuk menerimanya. Seperti kejadian yang menimpa saya beberapa hari belakangan ini. Orang terdekat saya mengalami kasus KDRT, dan parah. Saya meradang sekaligus ikutan sakit. Saya gak bisa berbuat apa-apa selain ikut mendoakan untuk kebaikannya. Hati saya mangkel bukan kepalang, mengetahui luka-luka yang di deritanya tidak biasa. Mengetahui bahwa apa yang seharusnya bisa saya lakukan, mendadak mentah di kasusnya. Saya luar biasa gagap, kelu menyaksikan kesakitannya sendiri.

Kasus KDRT ini udah banyak banget di dunia. Jangankan perempuan awam ya, perempuan sekelas Rihanna yang kita tau sangat independent pun mengalaminya. Saya miris, gimana bisa para perempuan itu kok bisa cuma diam aja? mereka apa gak pernah berfikir kalau sudah ada perlindungan kuat yang mengantisipasi masalah-masalah kayak gitu?

Buat saya, Sekali seorang pria memukul maka dia akan mengulanginya lagi. jadi, begitu dia memukulmu satu-satunya hal yang harus kamu lakukan adalah meninggalkannya. Karna jika dia minta maaf dan kamu memaafkannya lantas memberinya kesempatan, maka dia akan kembali jadi monster suatu hari nanti, kembali mengamuk tanpa kendali, dan kembali menjadikanmu sansak hidup. begitu seterusnya hingga nanti kamu masuk dalam liang kubur karenanya. So, leave he now!!

Banyak feminis yang memprotes ketentuan Tuhan tentang terbuatnya Perempuan hanya dari tulang Rusuk pria, bahkan Terbuat dari tulang rusuk yang bengkok. Kenapa bukan tulang kepala? Kenapa harus tulang rusuk yang tak begitu kuat? Karena perempuan memang ada untuk disayang. Kenapa tulang rusuk? karena Tulang Rusuk letaknya di dada, tempatnya melindungi hati. Ada di dekat ketiak, yang menandakan kita memang harus di lindungi oleh tangan kekar pemilik nya. Bukan di kepala karna kita memang bukan untuk memimpin, dan bukan di kaki karena kita memang tak pantas di injak-injak. Tapi sekali lagi, kita lah sang tulang rusuk yang bengkok, yang jika dipaksakan lurus maka dia akan patah, dan jika dibiarkan dia akan semakin bengkok. memangani kita harus lah hati-hati. karena jika tak hati-hati kemungkinannya ada dua: patah atau makin bengkok.

Jika si pemilik tulang rusuk itu ternyata tak baik cara memperlakukan kita, maka tinggalkan pun tak masalah. Secara medis, pria memiliki 12 tulang rusuk di tubuhnya. maka, jika kita meninggalkannya, dia masih punya 11 tulang rusuk yang masih bisa dia pilih. Jadi jangan pernah merasa bersalah ketika meninggalkannya karena perlakuan yang kurang menyenangkan darinya, apalagi jika itu adalah KDRT. saya serius, apapun yang kalian dapatkan dalam kehidupan, jika sudah ada KDRT didalamnya, jangan pernah berfikir ulang untuk tetap stay di sisinya. Segera kemasi barangmu, dan tinggalkan dia. Atau kamu akan selama jadi sansak hidup di tangannya.

Saya memang saklek untuk hal yang satu ini. Karna bagi saya, apapun track record seorang perempuan, yang namanya KDRT itu tetaplah penindasan. DAn tak ada kompromi untuk suatu penindasan.

Kemarin saya sempat tersulut emosi. Ketika saya dengar ada seorang teman saya juga mengalami hal yang sama. Bahkan yang melakukannya masih berstatus pacar, belum suami. Saya tersulut bukan karena teman saya diam, tapi karna saya dengar ada seorang pria berkomentar menyebalkan tentang kasusnya . kata nya " ya wajar saja diperlakukan kayak gitu, dia memang tipe perempuan yang harus di begitu kan kok. Lihat aja track record nya seperti apa"  Saat itu muka saya memanas, telinga saya merah dan tangan saya berkeringat menahan amarah. Saya memandangi mas Riyan yang kala itu duduk di depan saya. Saya memandangi wajahnya yang lembut, yang tak ada gambaran sedikitpun akan melakukan KDRT. Dan hati saya mendingin. Tapi pria itu kembali melanjutkan komentarnya " Kalo gue jadi lakinya, gue juga bakalan melakukan hal yang sama. " Saya tak bisa lagi di tenangkan oleh wajah lembut Mas Riyan. Saya menoleh kearah si pemberi komentar itu dan menatapnya marah. Saya langsung mengeluarkan banyak muntahan dari mulut saya. nyembur langsung ke lelaki yang juga kaget melihat reaksi saya.

Jadi Lo pikir karena track record nya jelek, perempuan boleh di kasarin? Sah-sah aja gitu? apa kabar sama track record lelaki?kalo lelaki nya dulu mantan playboy jadi boleh dong si perempuan ngeluarin cambuk cemeti amar rosuli buat nyambukin dia setiap saat? bukannya setiap orang punya masa lalu? dan bukannya tiap orang juga ber hak buat jadi lebih baik? kalo setiap perempuan yang berniat jadi lebih baik di perlakukan begitu, gue yakin gak bakalan ada perempuan yang mau. Setau gue, siapapun perempuannya, baik atau buruk kelakuannya, apapun masalalunya, gak ada satu pria pun yang berhak untuk menghakimi dia dengan cara melakukan penindasan. Cuma orang yang bersih dari dosa yang boleh melakukan itu.

Dan masih banyak lagi muntahan yang saya keluarkan. yang jelas, si pria langsung merah mukanya. mungkin antara malu dan marah. antara merasa terhina dan tertantang untuk membalas kalimat-kalimat saya. detik setelah saya muntah, saya diam kembali. mendadak malas untuk melanjutkan perdebatan itu. Saya ingat kalimat seorang sahabat :" laki-laki, kalo udah ngerasa superior mau kitanya ngomong apa juga gak bakalan didenger. laki macem gitu cuma bisa ditutup mulutnya pake kapak" Maka saya diam, karna saat itu saya jelas gak bawa kapak.

Jadi Girl, jangan pernah membiarkan diri kalian jadi korban kebiadaban yang gak jelas kayak gitu. pilah dan pilih, lihat dan perhatikan, mana perilaku yang memang menunjukkan sayang dan mana yang bukan. mana lelaki baik dan mana yang cuma pura-pura baik. Semua itu keliatan kalau kita bisa combain antara akal sama hati. jangan pernah tertipu cinta, itu jebakan.

Salam panas.

Sabtu, 10 November 2012

Tak Biasa.

Minggu pagi ini, saya meradang. disela sakit perut yang terus melilit tubuh saya, menjangkar waktu saya untuk terus-terusan bergulat diatas tempat tidur, menggeliat kesana-sini hanya demi menghilangkan sakitnya meskipun selalu gagal - dan yang akhirnya justru makin menekan perut saya untuk siaga melawan sakit yang melilit- saya juga menahan suatu perasaan gundah. Perasaan dimana hari-hari saya di kristalkan seperti garam. Asin dan keras.

Sudah lebih dari dua minggu ini saya kesulitan mengatur ritme hidup. Jujur saja, saya ini seperti orang gagap yang mendadak bisa bicara lancar. Semakin lancar saya bicara, semakin bingung saya menghentikannya. Sementara saya terbiasa gagap dengan bicara terputus-putus. Analogi itu yang kemudian membawa kesadaran baru, bahwa manusia memang tercipta untuk senantiasa tidak bersyukur. Dan saya malu mengakui bahwa saya termasuk salah satunya.

Ada hal yang menekan hati saya. Demikian dalam tekanan itu sampai saya lupa memaknainya sebagai proses yang mestinya saya protes. Saya justru merasakan tekanan yang dalam itu sebagai konsistensi kepedihan yang terakumulasi dalam hidup saya bertahun-tahun belakangan ini. Mendadak saya merasa harus menebus dosa besar, dosa menjadi penipu. Dosa yang tak akan pernah saya maafkan seumur hidup saya. Bahwa selama ini saya menipu, menipu diri sendiri. Berpura-pura biasa padahal sungguh dalam hati saya perasaan sakit menekan terus. Bertahun saya hidup dalam keterasingan, namun mencoba menjadi yang paling biasa. Akhirnya, pagi ini, semua perasaan itu terakumulasi. Tergenapkan.

Disela sakit yang membelit perut saya, saya paksakan mandi pagi. Saya harus kena air. Untuk alasan apapun, air adalah peredam segala api yang ada. Api di dalam maupun diluar. Saya meredamnya dengan mandi. Matikah api itu? tidak semua, tapi minimal usaha itu membuahkan hasil. Saya tak lagi gelagapan karna tak mampu bernafas, asma akibat banyaknya tekanan di hati.

Biasanya, saya akan langsung pesan tiket pesawat ke lampung dan menyelam di kiluan. Biasanya, saya akan langsung berjalan mengitari pasar tradisional dan bertengger terhenti di tengahnya. Hanya air dan keramahan pasar tradisional yang mampu meluputkan segala tekanan itu, membuatnya terangkat dan terlupakan sekali lagi memberi saya nafas untuk kembali melalui hari-hari saya, dengan menipu kembali.

Kali ini tak biasa. Saya tak lagi berani menghubungi awak Kiluan. Ada tangan besar yang menggenggam saya di Jakarta. Yang menjangkarkan hatinya dan mempercayakan hidupnya pada saya. Saya sudah berjanji, untuk menjaganya sampai saya sendiri tak mampu berdiri. Dan saya belum melihat kemungkinan akan keingkaran janji itu. saya diam bergeming didepan laptop, dengan layar yang menyala pada web pemesanan tour ke kiluan. dengan tangkas saya mengklik tombol exit. saya batal pesan.

Masih saja tak biasa. Saya tak menuju pasar tradisional. Kali ini bukan tangan besar yang membuat saya tak melakukannya.Tapi sebuah kehidupan lain yang hidup dalam diri saya. yang harus saya jaga dan rawat entah sampai kapan. yang eksistensinya membuat saya kehilangan alasan untuk egois. yang akan membuat saya menjadi manusia utuh dan penuh kembali. Saya hidup dan dihidupi olehnya. maka tak mungkin saya melalaikannya.

Kiluan memang berkilauan. Lumba-lumba dan banyaknya terumbu karang yang siap dimangsa oleh kelaparan mata saya jelas santapan lezat yang akan melenakan saya sepanjang waktu. Pasar tradisional juga membuat lupa. suara-suara magis dari para penjual itu senantiasa membuat saya merasa berarti. Merasakan ujung sol sepatu saya yang basah oleh kubangan air di tengah pasar itu membuat hati saya tergetar. mencicipi keramahan udara dan bau amis ikan membuat saya terangsang untuk bangkit dan berdiri, berlari kesana. tapi kali ini saya hanya diam. saya gagu.

Ternyata, tak selama nya saya bisa membahagiakan semua orang. Saya sepagian ini menangisi diri sendiri. menangisi kebodohan saya, menangisi kealpaan saya. inilah hidup yang tak lagi hidup. saya anomali didalamnya.